Jagalah Allah, Niscaya Allah Menjagamu karya Syaikh Muhammad ad-Dabisi

 

Jagalah Allah, Niscaya Allah Menjagamu karya Syaikh Muhammad ad-Dabisi
Jagalah Allah? Mungkin saat membaca judul buku ini kamu akan bingung dengan maksud dari penulisnya. Menjaga yang dimaksud di sini bukanlah makna secara harfiah. Melainkan memiliki makna yang luas dan mendalam. Dari buku Jagalah Allah Niscaya Allah Menjagamu karya Syaikh Muhammad ad-Dabisi ini akan membuat kita kembali menuju fitrah sebagai manusia.

Identitas Buku dan Blurb

Judul         : Jagalah Allah, Niscaya Allah Menjagamu 

Penulis     : Syaikh Muhammad ad-Dabisi

Penerbit   : Qalam, 2017

Tebal         : 266 halaman

Rasulullah saw. bersabda:

Wahai anak muda, sesungguhnya akan kuajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya Dia menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kaudapati Dia di hadapanmu. Bila meminta, mintalah kepada Allah. Bila minta tolong, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya seluruh umat (manusia dan semua makhluk) berhimpun untuk memberimu suatu manfaat, niscaya mereka tidak bisa memberimu manfaat kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tuliskan untukmu. 

Dan, seandainya seluruh umat berhimpun untuk menimpakan 

Fitrah Manusia Sebagai Hamba

Menjalani kesibukan di dunia memang terkadang membuat kita lalai  tempat kembali dan hakikat diri kita sebagai manusia. Pada masa tertentu, manusia akan bertanya-tanya mengenai tujuan mereka hidup dan mengapa diciptakan. Nah, buku ini akan menjawab keresahanmu tentang mengapa manusia diciptakan.

Di Al-Qur'an memang sudah dijelaskan mengenai tujuan manusia diciptakan, yakni untuk menyembah pada Tuhan. Namun, membaca buku ini akan membuat kita makin paham tentang  'penghambaan' yang dimaksud dalam Al-Qur'an.

Penjelasan buku ini berkaitan erat dengan ilmu tasawuf yang pernah kubaca dalam buku Semesta Cinta dan Dari Allah untuk Allah karya Haidar Bagir. Bahwa manusia diciptakan agar ada yang mengenal Tuhan. Tuhan ingin dikenal akan kekuasaan-Nya.  Maka dari itu menciptakan manusia untuk menyembahnya.

Setidaknya ada tiga hal penting dalam buku ini yang perlu dicatat:

1. Menjaga hak-hak Allah
2. Mengenal Tuhan lebih dekat
3. Pentingnya Ridha pada takdir

Menjaga hak-hak Allah yang dijabarkan di dalam buku ini seputar ibadah syari'at dan batin. Misalnya, batin yang senantiasa terjaga dari perkara syubhat dan syahwat. Manusia diberikan nafsu (keinginan) yang apabila dituruti bisa merusaknya. Nah, bagi mereka yang ingin terhindar dari kerusakan maka harus menjalankan hak-hak Allah agar dilindungi dari berbagai macam penyebab kerusakan.

Manusia harus menyadari akan kelemahan mereka dalam menahan hawa nafsu. Pengenalan terhadap diri manusia yang lemah ini akan berangsur-angsur membuat kita mengenal Tuhan. Tentang kekuasaan-Nya dan kekuatan-Nya. Tanpa bantuan Tuhan dan memohon pada-Nya, kita akan kesulitan untuk mengendalikan nafsu.

Salah satu bentuk penghambaan, bukan hanya menjalankan kewajiban. Melainkan kita juga harus ridha dengan segala ketetapan dari Allah Swt. Sikap ini menjadi salah satu ciri bahwa kita menganggap diri sebagai 'hamba'. Saat kita ridha dengan ketetapan Tuhan, Tuhan juga akan ridha pada hamba-Nya.

Setelah membaca ini, jadi paham konsep tasawuf tentang surga dan neraka. Bahwa surga terlalu agung untuk diraih dengan amal kita dan neraka adalah bukti kasih sayang Tuhan pada hamba-Nya.

Di bawah ini beberapa hadist yang menarik dari buku ini.

Sesungguhnya Allah Swt apabila dititipi sesuatu, Dia pasti menjaganya.

Sesungguhnya di antara hamba-Ku ada orang yang tidak bagus imannya selain dengan kefakiran (kemiskinan). Jika aku ulurkan dunia kepadanya, itu pasti merusaknya. Sesungguhnya di antara hamba-Ku ada orang yang tidak bagus imannya selain dengan kekayaan, dan seandainya aku miskinkan dia, itu pasti merusaknya.

Segala sesuatu memiliki hakikat. Seorang hamba tidak akan mencapai hakikat iman sebelum meyakini bahwa apa yang menimpanya memang takdirnya dan apa yang bukan takdirnya tidak akan menimpanya, sehingga hatinya selalu tenang.

Sesungguhnya menyembah Tuhan itu mendatangkan manfaat dan menolak mudarat. Hilanglah dari hatinya ketakutan kepada segala sesuatu dan harapan kepada segala sesuatu selain manusia.

Nabi Saw bersabda, "Mujahid (pejuang) adalah orang yang berjihad melawan hawa nafsunya dalam ketaatan kepada Allah Swt."

Baca Juga:





Kelebihan Novel

Penjelasan di dalamnya mudah dipahami dan menggunakan analogi yang logis. Jadi, penulis seperti mengajak pembaca untuk berpikir, tidak hanya sekadar menerima nasihat.

Kekurangan Novel

Ada banyak sekali hadist dan dalil Al-Qur'an yang diulang. Hal ini mungkin dapat membosankan pembaca, tetapi perulangan ini ternyata membuat pesan buku ini melekat di pembaca.

Tentang Penulis

Syaikh Muhammad ad-Dabisi adalah alumni teknik di Universitas Ain Syams. Beliau menerima gelar magister di bidang tafsir di universitas tertua di dunia Islam itu dengan tesis Takwa dalam Al-Quran: sebuah kajian tafsir semantik. Sejak kecil sudah hafal Al-Qur'an  dan hingga kini aktif berdakwah dan mengajar.

Apa pendapatmu tentang buku ini? Tulis di kolom komentar, ya, genks!

Posting Komentar

0 Komentar