![]() |
cover Semesta Cinta karya Haidar Bagir |
Penulis : Haidar Bagir
Penerbit : Noura Books, 2015
Tebal : 350 halaman
Bagaimana rasanya jatuh cinta pada Tuhan? Mencintai sosok yang Maha Indah, yang paling layak untuk dicintai. Cinta merupakan perasaan universal, semua agama dan para filsuf mengagungkan ‘cinta’.
Buku Semesta Cinta ini akan membuatmu mengenal Tuhan dari sudut pandang Ibnu ‘Arabi, seorang ahli tasawuf. Penulis menyebutnya sebagai pengantar sebelum kita belajar memahami pemikiran Ibnu ‘Arabi.
Apa saja yang dibahas dalam buku ini? Mari kita telisik bersama.
Sinopsis Buku Semesta Cinta
Semesta Cinta diawali dengan perkenalan sosok Ibnu ‘Arabi. Beliau adalah ahli tasawuf yang dikenal mampu menggabungkan aliran pemikiran esoterik yang berkembang di dunia islam, misalnya Phythagoras, alkimia, astrologi ke dalam ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Hadis. Selain itu, diceritakan juga mengenai gurunya Fathimah dan muridnya Ibnu Rusyd.
Nah, dalam buku karya Haidar ini terdapat empat bab besar yang terdiri dari Bagian I, Bagian II, Risalah tentang Yang Esa dan Epilog.
- Bagian I berisi mengenai kisah Ibnu ‘Arabi, sejarahnya dan hubungan Ibnu ‘Arabi dengan agama dan syari’ah.
- Bagian II membahas berbagai pemikiran-pemikiran Ibnu ‘Arabi mengenai wujud, tingkatan manusia, alam ciptaan, Barzakh hingga alam imajinal.
- Risalah tentang Yang Esa berisi pemikiran Ibnu ‘Arabi tentang waktu, keburukan, dan surga & neraka.
- Sementara Epilog berisi tentang pemikiran tentang rahmat dan hakikat Tuhan.
Bagian paling menarik menurutku di nomor ketiga, tentang keburukan. Keburukan ini meliputi kemiskinan, penyakit dan perang. Apabila Tuhan memang Maha Penyayang, kenapa Dia menciptakan keburukan?
Menurut Ibnu ‘Arabi keburukan itu tidak benar-benar ada, orang melihat keburukan sebenarnya ‘tidak ada atau kekurangan’ kebaikan. Misalnya, orang yang bodoh, buta, sakit. Begitupun dengan kegelapan, orang menyebutnya gelap karena ketiadaan cahaya.
Keburukan itu tidak membutuhkan pencipta, yang berarti Tuhan tidak menciptakan keburukan.
Kehadiran keburukan di dunia membuat dunia menjadi harmonis. Dengan ‘anggapan’ adanya keburukan membuat kebaikan jadi lebih nampak dan setiap manusia dapat merasakan keindahan yang diciptakan Tuhan. Keburukan hadir hanya sebagai pembanding yang sebenarnya tidak diciptakan.
“Jika nantinya Allah mengampuni manusia dan tidak melakukan janji-Nya untuk menghukum manusia, maka itu justru berakar pada akhlak-Nya, pada syari’ah-Nya, yang menurutnya memaafkan lebih utama, meski menghukum dengan yang setimpal juga bagian darinya.”
Ada banyak sekali pembahasan dalam buku ini yang menarik untuk dibaca, pemikiran mengenai alam imajinal menjadi pendapat paling terkenal dari Ibnu ‘Arabi. Menurutku, bagian ini membahas tentang intuisi atau kemampuan tanpa melibatkan kemampuan indrawi. Bagian epilognya membuatku berdecak kagum :) , sangat menyentuh.
“Rahmat-Ku menaklukkan Murka-Ku”
Baca Juga :
Bagaimana Berdebat dengan Kucing: Panduan Untuk Menaklukkan Hati Siapapun
Sang Alkemis: Sebuah Celah Menggapai Mimpi
Kelebihan Buku Semesta Cinta
Buku ini dikemas menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan tidak membosankan. Mungkin di awal-awal bab rasanya seperti membaca buku teori atau biografi. Namun, lambat laun kita akan diajak tenggelam dengan berbagai pemikiran Ibnu ‘Arabi yang menarik.
Buku ini juga memiliki ukuran kecil, sehingga nyaman untuk dibaca dalam kondisi apapun. Terdapat tambahan do’a-do’a di bagian akhir buku. Di sini aku menemukan penjelasan tentang ‘tidur=mati’ yang ngena banget.
Kekurangan Buku Semesta Cinta
Kekurangan buku ini terkadang menggunakan bahasa yang serius dan butuh pemahaman yang mendalam. Jadi, aku saranin bacanya di pagi hari dengan suasana sejuk dan tenang.
Selain itu, dalam buku ini ada banyak banget istilah-istilah sufi yang tidak diberi catatan kaki. Jadi, terkadang tidak mendapatkan pemahaman yang utuh.
Tentang Penulis
Haidar Bagir adalah penulis kelahiran Solo, 1957 yang pernah berturut-turut masuk di dalam daftar 500 Most Influental Muslims (The Royal Islamic Strategic Studies Centre, 2011). Beliau juga menulis banyak buku bestseller, seperti Buku Saku Filsafat dan Belajar Hidup dari Rumi.
Buku Semesta Cinta ini cocok untuk kamu yang tertarik dengan ajaran tasawuf, filsafat islam dan ingin mengenal Tuhan lebih dekat. Apa pendapatmu tentang buku ini? Tulis di kolom komentar, ya, genks!
0 Komentar