Tertawa Ala Nabi Muhammad SAW, Apa Batasannya?

tertawa ala Nabi Muhammad SAW

 
Barangkali kalian pernah mendengar ucapan 'tertawa dapat menyebabkan hati mati'. Ucapan itu benar karena Nabi Muhammad SAW menasehati kita tentang tertawa. Ini menunjukkan bahwa tertawa dapat mengakibatkan dampak buruk. 

Nah dalam buku ini, pembahasan mengenai tertawa dikupas secara singkat. Berikut sinopsis bukunya.

Identitas Buku dan Blurb

Judul            : Tertawa Ala Nabi Muhammad SAW

Penyadur    : Muhibbin Abdurrahman, S. Ag.

Penerbit     : Aneka Ilmu, 2009

Tebal            : 49 halaman

Suatu hari Siti Aisyah ditanya para sahabat tentang akhlak Nabi Muhammad saw. Beliau menjawab, “Akhlak Rasulullah saw. adalah Al-Qur’an. 

Dari keterangan yang disampaikan oleh Siti Aisyah menggambarkan bahwa Nabi Muhammad adalah sosok ideal yang patut menjadi teladan bagi umat Islam. 

Bahkan Allah sendiri mengakui akan hal itu, sebagaimana tertulis dalam kitab suci Al-Qur’an Surah al-Ahzab ayat 21 yang artinya, “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” Kitab suci Al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup bagi umat Islam adalah gambaran dari akhlak Nabi Muhammad itu sendiri. 

Dengan demikian, mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an berarti kita meneladani perilaku beliau. Dalam buku Tertawa Ala Nabi Muhammad yang merupakan saduran dari kitab Tanbihul Gafilin dan Durratun Nasihin, dikupas tentang tertawa menurut Al-Qur’an dan as-Sunnah. Sehingga kita dapat meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari.

Batasan Ketika Tertawa

Dalam buku ini, pembahasan tentang tertawa dibagi menjadi 6 bagian.

  1. Pengertian tertawa dan tersenyum
  2. Tertawa menurut pandangan Al-Qur'an
  3. Tertawa menurut pandangan Rasulullah
  4. Pendapat para ulama' tentang tertawa
  5. Menangis dan manfaatnya
  6. Kesimpulan
Sebagai muslim, kita dianjurkan untuk mengikuti akhlak Nabi Muhammad SAW, termasuk saat tertawa. Tertawa menurut sudut pandang Nabi Muhammad SAW berarti tersenyum bukan tertawa terbahak-bahak. 

Hal ini karena beliau berpendapat bahwa orang yang tertawa lupa dengan akhirat dan hisab yang harus dihadapi. Tertawa membuat seseorang melalaikan hal-hal penting, salah satunya kematian. 

Tiga hal yang menyebabkan hati mati dan keras, yaitu tertawa tanpa adanya hal menakjubkan, makan tanpa adanya lapar, dan berbicara tanpa ada keperluan.


Dibandingkan tertawa, para muslim lebih dianjurkan untuk menangis. Karena menangis mampu membersihkan hati dibandingkan tertawa.  Menangis menjadi tanda bahwa kita memiliki hati yang lembut. Hati yang lembut tentu mudah menerima hidayah dan rahmat-Nya.

Jika kita lihat di masa sekarang, menangis identik dengan lemah dan tidak bahagia. Dalam buku ini dibantah dengan banyak hadis yang mengingatkan bahwa kita tidak layak untuk tertawa terbahak-bahak karena tidak ada kekekalan selama kita dibumi.

Jadi, alangkah baiknya jika kita membatasi diri untuk tidak tertawa berlebihan. Dalam buku ini juga terdapat banyak nasehat ulama' agar kita mampu membatasi diri agar tidak tertawa.

Baca Juga: 

Al-Hikam Sayyidina Ali Ibn Abi Thalib, Penggugah Hati!

Filsafat Kebahagiaan Menurut Plato, Aristoteles, Al- Ghazali dan Al- Farabi


Kelebihan Buku

Terjemahan menggunakan bahasa yang singkat dan mudah dipahami. Kumpulan dalil di dalamnya sangat lengkap dan  bisa dijadikan patokan dan pengingat agar kita tidak berlebihan ketika tertawa.

Kekurangan Buku

Ada beberapa pembahasan yang diulang sehingga bisa membuat pembaca jenuh.

Tentang Penulis

Buku ini merupakan saduran dari Tanbihul Gafilin (Kitab tentang peringatan bagi orang-orang yang lalai terhadap Al-Qur'an dan Hadist) dan Durratun Nasihin karya Nasir bin Muhammad bin Ibrahim as-Samar-qandi dan Usman bin Hasan asy-Syakir. 

Nasir bin Muhammad bin Ibrahim as-Samar-qandi adalah seorang imam ahli tafsir yang mendapat julukan Imamul Huda. Sementara Usman bin Hasan asy-Syakir adalah seorang ulama tasawuf penulis dari kitab Durratun Nasihin yang berisi tentang bimbingan agama yang diajarkan Nabi Muhammad SAW

Apa pendapatmu tentang buku ini? Tulis di kolom komentar, ya, genks!

Posting Komentar

0 Komentar