Filsafat Kebahagiaan Menurut Plato, Aristoteles, Al- Ghazali dan Al- Farabi

Filsafat Kebahagiaan Menurut Plato, Aristoteles, Al- Ghazali dan Al- Farabi

Bahagia adalah perasaan dimana kita merasa puas atas pencapaian atau yang kita miliki. Perasaan bahagia ini sifatnya subjektif karena setiap orang memiliki pendapat berbeda soal kebahagiaan. Nah, buku Filsafat Kebahagiaan ini berisi pengetahuan tentang hakikat kebahagiaan menurut empat tokoh, yakni Plato, Aristoteles, Al-Ghazali dan Al- Farabi.

Identitas Buku dan Blurb

Judul : Filsafat Kebahagiaan (Plato, Aristoteles, Al-Ghazali, Al-Farabi)

Penulis : Rusfian Efendi

Penerbit : Deepublish, 2017

Tebal : 93 halaman

Buku ini secara serius ingin mengejar makna ‘kebahagiaan’, satu istilah yang berhubungan dengan ‘rasa’ atau ‘mental-state’, meskipun lebih sering dirangkai dengan kata ‘mencari’ mencari’ atau ‘mengejar’ dibandingkan kata ‘merasakan’.

 Setiap manusia yang waras dan normal pasti menginginkan kebahagiaan, kecuali mereka yang sudah putus asa dengan kehidupannya. Secara sederhana, orang akan bilang bahwa kebahagiaan itu adalah ‘keadaan hati atau perasaan yang senang, tentram dan terbebas dari segala hal yang menyusahkan’. Namun ternyata dalam kenyataannya tidak sesederhana itu.

Mereka yang menikmati kebahagiaan biasanya tidak peduli lagi dengan kata-kata, dan mereka yang berteori tentang kebahagiaan seringkali malah belum menemukan kebahagiaan itu dan mengejarnya melalui teori, kata dan tulisan. Para filosof, psikolog, dan ilmuwan selama berabad-abad dibuat sibuk oleh makhluk bernama kebahagiaan ini. Keberadaan buku ini menjadi salah satu bukti kesibukan itu.

 Definisi Kebahagiaan Menurut 4 Tokoh

 Dalam buku ini berisi tentang hakikat kebahagiaan dari Plato, Aristoteles, Al- Ghazali dan Al-Farabi. Di dalamnya kita akan dibuat tenggelam dengan berbagai pemikiran tokoh terkemuka ini.

Penjelasan mengenai kebahagiaan ini terbagi menjadi 4 bab sesuai dengan urutan tokoh pada judul.  Mulai dari pendapat Plato yang menjelaskan secara sederhana lalu ketika sampai di bagian Al-Farabi pembahasan kebahagiaan ini mengalami perkembangan (menjadi lebih kompleks).

Penulis tidak hanya membagikan definisi dari masing-masing tokoh. Melainkan memberikan penjelasan mengenai bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan itu. Namun, di sini aku akan berbagi definisi saja karena perjalanan menuju kebahagiaan ternyata amat panjang. Perlu membaca buku secara keseluruhan untuk memahaminya, guys.

Plato, manusia hanya bisa menemukan kebahagiaan sejati pada sesuatu yang bersifat mutlak dan abadi (disebut Daimon: intelektualitas dalam hal keilahian). Semakin kita berhasil melepaskan diri dari keterkaitan pada dunia jasmani indrawi (nafsu)  maka semakin kita bahagia. 

Dalam pemikiran plato, jiwa adalah pokok utama seseorang untuk mencapai kebahagiaan. Unsur jiwa terbagi menjadi empat, yakni Epithumos (nafsu rendah), Thumos (harga diri), Logostikon (akal) dan Eros (dorongan) . Namun, menurutnya yang bisa membuat bahagia hanya logostikon.

Aristoteles, manusia menjadi bahagia melalui aktivitas dan pola hidupnya. Dengan menggerakkan diri mencapai sesuatu dan bertindak. Tindakan yang dimaksud membuat kita mengembangkan potensi diri secara konsisten (keutamaan diri).

Adapun fokus dengan diri sendiri bukan berarti bersikap egois dengan orang lain. Menurut Aristoteles manusia mencapai keluhuran apabila mengerahkan diri untuk usaha bersama, dengan sahabat dan masyarakat.

 Al- Ghazali, perasaan bahagia muncul dari dalam diri seseorang bukan dari luar. Oleh karena itu, ketika seseorang telah mengenal dirinya sendiri maka ia akan mengetahui apa yang bisa membuat dirinya bahagia. Ketika seseorang mengenali dirinya berarti dia menyadari bahwa telah memiliki jiwa yang sempurna.

Seseorang yang telah berbahagia tidak akan terjebak dengan hal-hal materi atau temporal. Seseorang yang telah menemukan kebahagiaan sejati akan merasakan ketenangan dan ketentraman jiwa dalam menjalani kehidupan di dunia ini walau memiliki sedikit materi.

Menurut Al-Ghazali, kebahagiaan dapat diraih dengan cara mampu mengendalikan amarah, syahwat dan berilmu.

Al-Farabi, segala sesuatu yang membuat orang bahagia adalah baik, sedangkan segala sesuatu yang membuat orang tidak bahagia adalah tidak baik. Adapun jika seseorang berbuat kebaikan dan tidak merasa bahagia maka ada pemahaman pengetahuan yang salah di dalam dirinya. Begitupun ketika seseorang berbuat jahat dan merasa bahagia, hal itu merupakan kurangnya  pengetahuan dan bisa menyebabkan dirinya celaka.

Kebahagiaan tidak bisa ditemukan dalam kekayaan atau kenikmatan materi, namun kebahagiaan terletak pada pengetahuan seseorang bagaimana ia menyingkapi segala materi dan kehidupan yang dijalaninya.


Berbahagialah atas apa yang kaudapat hari ini dan berusahalah serta mohonkan kepada Tuhan untuk kebaikan hari esok-Nabi Muhammad SAW.

Orang yang memikirkan dirinya sendiri, tak akan mengalami kebahagiaan dalam hidupnya- Alfred Housman

Anjurkanlah kepada anak-anak supaya berkelakuan baik; hanya itulah yang dapat menimbulkan bahagia pada mereka dan bukan emas atau harta kekayaan- Beethoven

 

Baca Juga:

Al-Hikam Sayyidina Ali Ibn Abi Thalib, Penggugah Hati!

 Peradaban dan Kekecewaannya karya Sigmund Freud

The Passion of The Soul : Mengenal Jiwa Bersama Rene Descartes  


Kelebihan Buku Filsafat Kebahagiaan

Buku ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Ada banyak qoute menarik di bagian belakang buku. Lalu pengantar dari buku Bapak Dr. Fahrudin Faiz yang menurutku sangat menarik untuk dibaca.

Kekurangan Buku Filsafat Kebahagiaan

Honestly, tidak ada kekurangan dalam buku ini. Jika ada kelanjutan pendapat dari tokoh lainnya, aku tertarik untuk membacanya.

Tentang Penulis

Rusfian Efendi lahir di Bandung pada 1994. Pernah menempuh pendidikan S1 di Universitas Terbuka UPBJJ Purwokerto Program Studi Manajemen dan S1 di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan program studi Aqidah dan Filsafat islam.

Buku ini cocok buat kamu yang sedang mencari tahu hakikat dari kebahagiaan atau bingung bagaimana menempuh hidup yang bahagia.

Apa pendapatmu tentang buku ini? Tulis di kolom komentar, ya, genks!

 

Posting Komentar

0 Komentar