Identitas Buku
Judul : The Thing You Can See Only When You Slow Down
Penulis : Haemin Sunim
Penerbit : POP, 2023
Tebal : 265 halaman
Blurb :
"Apakah memang dunia yang terlalu sibuk, atau malah batin saya?"
Dunia bergerak dengan cepat, tetapi tidak berarti kita juga harus begitu. Melalui buku ini, guru meditasi Zen Haemin Sunim mengajak kita untuk menyadari bahwa ketika kita melambatkan diri, dunia juga akan melambat bersama kita.
Pesan-pesan singkat Haemin Sunim-yang ditulis untuk menjawab pertanyaan di sosial medianya-menyasar pada kekhawatiran manusia yang sudah menjadi bagian dalam kehidupan modern.Bersama-sama kita akan mencari jalan menuju keseimbangan dan kedamaian batin di tengah berbagai tuntutan hidup sehari-hari lewat hal-hal sederhana, seperti beristirahat dan membangun hubungan baik antarmanusia.
Ringkasan Buku Karya Haemin Sunim
Buku ini berisi nasehat-nasehat dari Haemin Sunim tentang kehidupan. Beliau seorang guru agama Buddha Zen sekaligus penulis asal Korea Selatan. Siapa sangka jika dulunya beliau sempat menempuh pendidikan perfilman nih.
Pembahasan paling menonjol ddalam buku ini yakni tentang hubungan. Baik hubungan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Karena nyatanya hidup akan terasa lebih damai ketika kita mampu menghargai keberagaman dan menyadari kalau kita 'manusia' yang pasti memiliki kekurangan.
Selain itu, beliau mengingatkan kita untuk selalu menikmati momen 'present'. Bahkan ketika kita menjalani kegiatan sederhana sekalipun. Pada bagian paragraf, penulis menceritakan tentang pengalaman hidupnya yang berkesan. Ada banyak nasehat yang kusukai. Salah satunya;
Saat berbahagia, hati kita akan terbuka kepada hal-hal baru. Ketika suasana hati sedang buruk, kita tidak mau membuka diri kepada hal-hal baru, tak peduli betapa luar biasanya hal baru itu. Tanpa kebahagiaan di dalam hati kita, kemajuan hidup kita terasa lambat dan menjenuhkan (2023:31)
Insight Penting dari Buku
1. Menyadari Sudut Pandang Orang Lain
Orang-orang bertengkar karena tidak membiarkan diri mereka memahami sudut pandang orang lain. Saat kita berusaha memahami, kita akan mendapat pandangan berbeda. Cara ini juga akan menumbuhkan rasa empati terhadap orang lain. Bahkan terhadap orang yang menyakiti kita.
2. Hidup adalah Tentang Hubungan Baik dengan Orang Lain
Ketika kita mempunyai masalah dengan seseorang, kita akan berusaha untuk memperbaiki atau setidaknya bersikap jujur. Kalaupun harus berjauhan, kita akan memilih jalan damai. Kita bisa melihat sendiri bahwa orang yang tidak memiliki hubungan baik dengan keluarga atau orang lain akan menyusahkan hidupnya sendiri. Semuanya akan kembali kepada diri kita sendiri.
3. Melihat/Menikmati Sesuatu dengan Detail
Saat kita berambisi untuk mengejar masa depan, kita tidak akan bisa menikmati masa sekarang. Seperti ketika dalam perjalanan, kita terlalu fokus untuk cepat sampai tujuan. Tetapi kita tidak melihat keindahan pepohonan di sekitar, air mancur atau melihat orang-orang bekerja keras dengan senyuman di sekitar kita.
4. Fakta tentang Cinta
Haemin Sunim membahas cinta dalam satu bab lebih. Beliau sempat menceritakan tentang kisah cinta pertamanya (muehehe). Dari beliau kita akan menyadari kalau cinta yang tulus akan membuat kita merasa bebas dan nyaman dengan jati diri kita. Kita akan bersikap seperti anak kecil yang ceria. Cinta juga akan menjauh jika kita terlalu mengekang dan berusaha keras untuk memiliki.
5. In The End, Kita Tetap Pemimpin Untuk Diri Sendiri
Terkadang kita terlalu menyayangi atau baik pada orang lain, padahal tugas kita juga harus bersikap baik pada diri sendiri (hubungan dengan diri sendiri). Jadi, saat membuat keputusan apapun, kita harus tetap memikirkan apa yang sebenarnya kita inginkan. Berikut kutipannya.
Beberapa orang tidak tahu apa yang mereka cari di hidup ini. Ini mungkin terjadi karena, bukannya mendengar apa isi perasaan mereka. Mereka menjalani hidup dengan menuruti harapan orang lain. Jalani hidup bukan untuk memuaskan orang lain, melainkan untuk memenuhi keinginan hati kita.
Penulis menggunakan dua gaya penulisan. Pada bab awal kita akan disuguhkan dengan paragraf tentang pengalaman hidup penulis. Kemudian diikuti denngan nasehat-nasehat yang ditulis seperti sajak puisi.
Amanat Penulis
Sesuai dengan judul bukunya, Haemin mengajak kita untuk melambat dan lebih menikmati momen 'sekarang'. Ini mengingatkanku dengan buku Sang Alkemis karya Paulo Coelho, bahwa hal paling penting bukanlah tujuan atau mendapat sesuatu. Tetapi perjalanan dan usaha kita untuk sampai di sana.
Apa Buku ini Layak Dibaca?
Tentu saja. Saat membelinya aku tidak sabar untuk segera membaca. Rasanya menyejukkan seperti membaca buku di bawah pohon saat kemarau. Buku ini bisa membuka cakrawala baru dipikiranku.
Baca Juga:
Kelebihan Buku
Bentuk bukunya pas di tangan, sehingga nyaman saat dibaca. Kemudian di sela-sela tulisan ada lukisan indah yang selaras dengan isi buku (makin adem pokoknya).
Kekurangan Buku
Menurutku tidak ada kekurangan dalam buku ini.
Tentang Penulis
Haemin Sunim seorang guru agama Buddha Zen dan penulis paling berpengaruh di Korea Selatan. Bukunya telah terjual lebih dari tiga juta eksemplar. Setelah menempuh pendidikan di UC Berkeley, Harvard dan Princeton, Haemin mendapatkan pelatihan monastik di Korea dan mengajar agama Buddha di Hampsshire College di Amherst, Massachusetts.
Buku ini cocok untuk kamu yang mencari bahan refleksi dan ingin belajar tentang meditasi zen. Gimana, tertarik baca bukunya?😊
0 Komentar