'Hijab for Sisters' karya Anastasha Hardi: Novel Remaja Islami

Hijab for sisters karya anastasha hardi

"Time Flies"

Itulah yang kurasakan setelah membaca novel ini. Sangking relatenya cerita dalam Hijab for Sisters dengan kenyataan, membuatku jadi teringat dengan pengalaman selama di pondok pesantren lalu keluar ke lingkungan kuliah umum yang cenderung lebih bebas. Hijab for Sisters karya Anastasha Hardi ini akan membuatmu kembali ke masa-masa SMA yang menyenangkan!

Identitas Buku dan Blurb

Judul         : Hijab For Sisters

Penulis     : Anastasha Hardi

Penerbit   : PT Elex Media Komputindo, 2018

Tebal         : 244 halaman

Di hari pembagian rapor, Asha yang menjadi langganan juara umum di Pondok Pesantren Modern Putri Siti Fatimah, dikejutkan oleh pengumuman Ustazah Nurul mengenai beasiswa yang akan diberikan pihak pesantren. 

Namun karena nilainya nyaris seimbang dengan Khalda, para ustazah bingung menentukan siapa yang layak diterbangkan ke Jerman untuk mendapatkan pendidikan yang diimpi-impikan banyak santri. Seakan masih kurang mengejutkan, pesantren mengirim keduanya untuk mengikuti satu semester pendidikan di sekolah umum sebagai tes akhir siapa yang lebih berhak mendapatkan beasiswa. 

Rangkaian tes ini sangat penting, karena baik Asha maupun Khalda bisa langsung menerapkan ilmu-ilmu agama yang sudah dipelajarinya di tengah-tengah siswa-siswi yang majemuk.

Mampukah keduanya bersaing dengan sehat selama  di sekolah umum  yang terasa asing bagi mereka? Lantas, setelah mengalami berbagai kejadian yang membuat keduanya kian dekat, apakah pengumuman siapa  yang akan mendapat beasiswa tersebut masih penting?

Novel Remaja Islami yang Kaya Nilai-Nilai Islam

Hijab for Sisters mengisahkan tentang Asha dan Khalda yang terpilih sebagai kandidat penerima beasiswa ke Jerman. Untuk menentukan yang terbaik, mereka harus menjalani ujian mempraktikan nilai-nilai islam di sekolah umum. 

Keduanya awalnya merasa takut dan kesulitan beradaptasi di sekolah umum. Meski hanya selama dua semester, bagi Asha dan Khalda sangat sulit dan takut terpengaruh kondisi di sekolah itu.

Ketika awal membaca novel ini, mungkin terasa hambar dan membosankan karena minim konflik dan perkenalan para tokoh yang mendalam. Namun, ketika Asha dan Khalda mulai memasuki sekolah, cerita mulai terasa asik dan kocak😂. Terutama saat mereka harus berhadapan dengan lawan jenis.

Sesuai dengan judulnya 'hijab', novel ini fokus menyampaikan amanat tentang pentingnya hijab. Menariknya, penulis juga mengangkat isu-isu terkini yang berkaitan dengan tata cara pergaulan dengan lawan jenis. Penulis menyindir melalui tokoh-tokoh yang biasa kita temui di masa kini. Seperti siswa yang suka menyerupai atau bertingkah seperti perempuan :).

Karena bisa jadi engkau menyukai sesuatu, padahal Allah tahu itu tidak baik untukmu. Dan bisa jadi kau membenci sesuatu, padahal Allah tahu itu yang terbaik untukmu. 


Baca Juga:

Jalaluddin Rumi: Kumpulan Kisah Refleksi Diri

Resensi Novel The Red Haired Woman karya Orhan Pamuk  

We Have Always Lived in The Castle karya Shirley Jackson


Kelebihan Novel

Novel ini sangat cocok untuk bacaan para pemaja, terutama di masa mendekati akhir zaman ini. Sejak awal membaca kita langsung paham motivasi atau misi dari penulis yang ingin disampaikan. Bahasa yang digunakan juga mudah dipahami dan to the point.

Kekurangan Novel

Entah karena faktor umur atau selera, aku merasa novel ini terlihat jelas mengguruinya. Karena aku memang lebih suka novel yang amanatnya tersirat atau bisa kita simpulkan sendiri. Mungkin karena ini memang ditujukan untuk remaja jadi amanat disampaikan secara langsung oleh tokoh.

Tentang Penulis

Anastasha Hardi adalah seorang ibu dengan tiga anak yang lahir di Cirebon. Aktif menulis sejak bangku SMP. Tulisannya banyak dimuat di majalah-majalah remaja dan dewasa nasional. Novel-novelnya banyak terinspirasi dari tulisan Andrea Hirata, Agatha Christie, Asma Nadia dan buku-buku Chicken Soup for the Soul yang sangat digemarinya.

Buku ini cocok untuk kamu yang sedang mencari novel religi ringan, khususnya untuk remaja. Apa pendapatmu tentang buku ini, genks?

Posting Komentar

0 Komentar