Identitas Buku dan Blurb
Judul : The Chronicle of a 35-Year-Old Woman
Penulis : Kincirmainan
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer, 2017
Tebal : 248 halaman
Perjalanan cinta di ujung penantian.
Kikan, 35 tahun, seorang wanita karier yang molek dengan karakter work hard, play hard. Kikan masih melajang karena jera dengan hubungan asmaranya yang sudah-sudah, dan Andre "Si Blasteran Siluman Anjing Pemburu" adalah penyebabnya.
Bertahun-tahun Kikan tidak kunjung menemukan lelaki yang bisa memantapkannya. Sampai tiba-tiba juniornya di kantor nekat melamar. Dialah Pras, lelaki introver yang usianya delapan tahun lebih muda darinya. Tapi, bersama dengan Pras belum meyakinkannya seratus persen. Ditambah urusan dengan mantannya yang belum tuntas.
Kikan akhirnya harus memilih, mengakhiri penantiannya atau ...
Perjalanan Mencari Pasangan
Sebelum menikah, setiap orang pasti berusaha mencari pasangan yang tepat. Nah, inilah yang terjadi pada Kikan, tokoh utama dalam novel The Chronicle of a 35-Year-Old Woman. Di umur 35 dia belum menemukan pasangan yang menurutnya cocok.
Hingga suatu hari dia berusaha membuka hati ketika juniornya melamar dan memberikan cincin. Dia adalah Prasetyo, pemuda 8 tahun lebih muda dari Kikan. Keduanya saling jatuh cinta, tapi Kikan masih ragu untuk menerima lamaran. Karena sikap Prasetyo yang susah terbuka pada Kikan.
Bagi Kikan saling terbuka dengan latar belakang dan masa lalu akan membuat hubungan mereka makin erat. Bersamaan dengan itu, Andreas, , mantan Kikan, juga menginginkan hubungan kembali. Andreas adalah kakak tiri Prasetyo.
Masalah bertambah ketika Kikan mengetahui fakta bahwa Andreas dan Prasetyo kedua kalinya menyukai gadis yang sama. Masalah ini sempat membuat hubungan mereka renggang. Namun, ternyata keduanya tetap berinisiatif menyelesaikan masalah bersama dan saling mencari :)
Membaca novel ini, membuat kita belajar akan pentingnya saling terbuka terhadap pasangan. Meskipun harus membuka kenangan buruk, karena saling terbuka akan meningkatkan kepercayaan dan saling memahami satu sama lain. Sekaligus menyadari bahwa pasangan kita hanya manusia biasa, dia bisa rapuh dan kuat pada kondisi tertentu.
Hal yang kusuka dari novel ini yaitu plot cerita yang lugas dan langsung ke intinya. Ditambah adegan romantis antara Kikan dan Prasetyo yang menggemaskan :) . Hubungan mereka menunjukkan bahwa perbedaan umur yang jauh bukanlah penghalang cinta.
Di bagian tengah cerita, penulis menggunakan sudut pandang masing-masing tokoh. Sebenarnya ini membuat karakter tokoh jadi samar dan hampir sama. Namun, sudut pandang ini membuat kita paham dengan jalan cerita dan perasaan masing-masing tokoh.
Apa kamu tahu filosofi rokok dan alkohol? Fungsinya sama dalam penyembuhan patah hati, yaitu sebagai pertolongan pertama.
Baca Juga:
Sting: Ketika Penculikan Berujung Cinta
Resensi Novel The Red Haired Woman karya Orhan Pamuk
We Have Always Lived in The Castle karya Shirley Jackson
Kelebihan Novel
Plot cerita yang rapi dan nyaman di baca. Pembaca langsung dijejali dengan konflik yang nggak bertele-tele. Beberapa istilah juga masih bisa dipahami oleh pembaca awam.
Kekurangan Novel
Beberapa sudut pandang karakternya masih samar. Jadi, membuat kepribadian tiap tokoh hampir sama. Namun, keuntungan dari sudut pandang berbeda ini akan membuat kita lebih paham dengan jalan ceritanya.
Apa pendapatmu tentang buku ini? Tulis di kolom komentar, ya, genks!
0 Komentar