Review Novel Mutiara karya John Steinbeck

novela mutiara karya John Steinbeck

Apa kau pernah menonton drama ‘Topeng’ yang pernah tayang di salah satu channel TV Indonesia. Drama ini mengisahkan tentang topeng mistis yang bisa membuat penggunanya mendapatkan apa yang mereka impikan, tetapi lambat laun membuatnya menjadi manusia serakah. Nah, sekilas membaca novela  mutiara karya John Steinbeck ini membuatku teringat dengan drama itu.

Identitas Buku dan Blurb

Judul : Mutiara

Penulis : John Steinbeck

Penerbit : Kakatua, 2022

Tebal : 112 halaman

Dalam novela ini, Steinbeck mengisahkan kembali cerita rakyat Meksiko: kisah tentang sebutir mutiara besar, bagaimana ia ditemukan dan bagaimana ia hilang.

Bagi penyelam seperti Kino, menemukan mutiara yang luar biasa berarti menjanjikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya yang miskin.

Keserakahan membutakan dirinya, dan bahkan istrinya yang penuh kasih pun tidak dapat meredam ambisinya.

Sebuah kisah yang menggambarkan kejatuhan dari orang-orang yang percaya bahwa kekayaan dapat menghapus semua masalah.

Hal Menarik dari Novela

Membaca karya-karya John Steinbeck selalu membawa cerita yang sederhana tapi kaya dengan nilai-nilai kehidupan dan bermakna. Dalam novela ini mutiara merujuk pada ‘harta’ atau segala hal yang sifatnya duniawi. Membuat nilai-nilai dalam novel ini relate hingga sekarang.

Mark Twain berpendapat bahwa kekurangan uang adalah akar dari segala kejahatan. Ini dibuktikan dalam novela sekaligus di dunia nyata. Aksi kejahatan seperti perampokan, pembunuhan dan pencurian selalu karena untuk mendapatkan harta. Padahal harta sebenarnya adalah sumber ketidaktenangan.

Namun mereka yang memiliki harta selalu dipandang terhormat. Mengenai kaum kapitalis juga muncul dalam novela ini. Seperti bagaimana mereka membuat rencana sedemikian rupa agar mereka yang miskin akan tetap miskin. Sementara mereka yang sudah kaya menjadi lebih kaya.

Sampan itu merupakan harta sekaligus sumber penghidupan, karena seorang laki-laki yang memiliki sampan bisa menjamin istrinya akan memperoleh sesuap makanan (2022:22)

Harta dalam novela ini dipandang sebagai sesuatu yang buruk. Karena mampu mengubah orang yang pandai bersyukur menjadi tamak. Namun, sepanjang sejarah, harta memang bisa dikatakan menjadi sebab penyakit hati. Kita bisa menilik kembali kisah Qorun yang mengagungkan kekayaan atau Fir’aun yang sampai menganggap dirinya Tuhan.

Lalu di sini juga penulis seakan menekankan betapa pentingnya pengetahuan. Untuk menjalani kehidupan yang baik, kita harus memiliki ilmu yang mendukung. Keterbatasan pengetahuan tokoh utama dalam novel ini sangat menarik, guys.


Baca Juga:

Kelebihan Novela Mutiara

Novela ini menggunakan bahasa yang lugas dan padat. Tempo ceritanya sangat terjaga sepanjang cerita. Bisa dibaca dalam sekali duduk karena pembaca dibuat penasaran dengan kelanjutan nasib tokoh utamanya. (Ikut gemes sama tokohnya) 

Kekurangan Novela Mutiara

Kurang panjang, terutama di bagian endingnya, hehe. Intinya aku nggak rela kalau udah tamat.

Tentang Penulis

John Steinbeck lahir di Salinas, Amerika pada 1902. Pernah berkuliah Sastra Inggris di Universitas Stanford. Pernah bekerja sebagai buruh konstruksi, dan reporter. Karya-karya lainnya seperti Tortilla Flat (1935), Of Mice and Men (1937), The Grapes of Wrath (1939) dan East of Edent (1947). Pada tahun 1962 mendapat Nobel Kesusastraan karena tulisannya yang realistis dan imajinatif, menggabungkan humor yang simpatik dan persepsi sosial yang tajam.

Buku ini cocok buat kamu yang sedang mencari fiksi klasik atau karya-karya masterpiece yang tidak terlalu tebal.

 Apa pendapatmu tentang buku ini? Tulis di kolom komentar, ya, genks!

 

Posting Komentar

0 Komentar