Katarsis: Ketika Sesama Psikopat Bertemu

novel Katarsis karya Anastasia Aemilia/edited by itha

Judul Buku         :Katarsis

Penulis                : Anastasia Aemilia 

Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama, 2013

Halaman             : 264 halaman

    Katarsis? Istilah dalam ilmu psikologi yang diartikan sebagai pelepasan emosi. Entah itu emosi senang, bahagia, sedih, marah dan stress. Contoh pelepasan emosi dengan kegiatan positif seperti melakukan aktivitas fisik, curhat dan hobi yang berkaitan dengan seni. Tujuannya, untuk mendapatkan rasa nyaman, tenang dan damai.

    Setelah membaca novel ini membuatku paham konsep dari Katarsis. Terkadang pelepasan emosi tidak selalu mengalir ke arah positif. Pelepasan emosi bisa saja membuat seseorang melakukan tindakan-tindakan brutal atau bahkan melanggar HAM.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Novel Risa Saraswati Terbaik, Ada Ivanna

    Nah, ini tergambar jelas dalam tokoh utama dalam novel. Dia adalah Tara Johandi. Gadis remaja yang ternyata sejak kecil memiliki tingkah berbeda dari anak seumurannya. Dia pendiam dan sangat sulit untuk mengungkapkan perasaannya kepada orang tua. Tara melepaskan emosi dengan cara yang buruk. Bahkan di umur anak-anak dia sudah melukai orang dewasa termasuk orang tuanya.

Aku tahu tubuhku terlalu lemah, tapi aku berkeras menyeret tubuhku turun dari kasus begitu kulihat kewaspadaannya teralih oleh rasa bersalah. Jika dia mengira kata maaf sudah cukup untuk membuat dirinya kembali bisa bermimpi indah, dia berharap terlalu besar (2017:57).

   Baca novel ini bikin ngilu guys, darah bertebaran di mana-mana. Mungkin awalnya kamu akan menilai Tara itu psikopat. Namun, ternyata ada kisah kelam di baliknya yang akan terjawab satu-persatu. 

    Awal cerita bermula dari Tara Johandi yang selamat dari perampokan tragis di rumah pamannya. Perampokan itu menewaskan seluruh keluarga kecuali Tara. Tara disekap dalam kotak perkakas kayu. Sejak itu Tara ikut tinggal bersama seorang dokter yang memang menangani Tara sebelum kejadian berlangsung. Ia ingin membantu Tara agar melupakan kejadian menyeramkan itu.

Baca Juga: Resensi Catatan Harian Sang Pembunuh karya Kim Young Ha

    Para polisi mengira bahwa perampokan itu dilakukan oleh pembunuh berantai yang sedang menjadi buronan. Pembunuh itu memang selalu meninggalkan jejak berupa kotak perkakas kayu. Namun, saat penyelidikan berlangsung ada banyak keganjilan yang muncul.

    Hal itu membuat kita bertanya-tanya. Siapakah pelaku aslinya? Apa benar pembunuh berantai atau monster dalam diri Tara?

Kelebihan Novel Katarsis

Plot dalam novel ini menggunakan alur maju-mundur. Namun, sangat runtut dan mudah dipahami. Dari gaya bahasa juga mudah dipahami, dan di sini aku suka banget sama gaya penulis saat menjelaskan adegan berdarah-darah. Pilihan katanya indah dan gamblang. Selain itu, jalan cerita dalam novel ini membuat kita selalu penasaran karena kepingan puzzle misterius selalu muncul di tiap babnya.

Kekurangan Novel Katarsis

Saat pertengahan cerita ada pergantian sudut pandang. Ini mungkin awalnya akan membuat bingung pembaca. Namun, seiring membaca akan membuat kita paham karena narasi yang tepat.

Membaca Katarsis membuatku ingat beberapa kasus mutilasi yang pernah terjadi di Indonesia. Mungkin seperti inilah permasalahan emosi yang mereka hadapi 😢

Gimana guys? Tertarik baca Katarsis?👀

Posting Komentar

0 Komentar