![]() |
cover show your work karya Austin kleon |
Penulis : Austin Kleon
Penerbit : Noura Books, 2014
Tebal Buku : 228 halaman
Apa yang ada dipikiranmu ketika mendengar kata 'pencitraan'? Sesuatu yang buruk atau malah harus dilakukan setiap orang? Menurut KBBI pencitraan adalah proses, cara membentuk citra diri; penggambaran diri.
Aku sering mengamati, pencitraan di Indonesia sering dianggap sebagai sesuatu yang buruk. Misalnya seseorang dengan sengaja membuat postingan tertentu dan dianggap sebagai pencitraan (baca: berbohong). Padahal dia tidak pernah tahu kebenarannya.
Nah, kondisi ini selaras dengan segala pembahasan dalam buku kedua Austin Kleon, Show your work. Mari kita telisik dahulu apa saja isi dalam buku ini.
Sinopsis
Show Your Work, yang berarti tunjukkan hasil kerjamu! Buku nonfiksi ini berisi langkah-langkah untuk menampilkan karyamu kepada dunia. Ada dua karakter orang di dunia ini, pertama memilih bekerja secara terang-terangan dan bekerja secara diam-diam. Orang pertama ini sering berbagi cerita apa saja yang dia kerjakan dengan leluasa. Nah, sebaliknya, karakter kedua tidak suka berbagi cerita tentang hasil kerjanya.
Austin Kleon mengingatkan betapa pentingnya menunjukkan karya kita pada orang lain. Berbagi cerita dan proses pembuatan karya akan memberikan manfaat banyak kepada diri sendiri. Diantaranya, kita akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki kesenangan sama dan kita mendapat kritik membangun dari orang yang peduli.
"Bagilah apa yang kamu cintai, maka orang-orang yang sehati denganmu akan datang."
Sebenarnya apa penyebab seseorang tidak mau bercerita tentang pekerjaannya? Bisa insecure dan merasa karya yang dimilikinya belum layak diketahui orang. Austin menanggapi ini dengan mengingatkan bahwa kita semua memang amatir. Karena dunia bergerak begitu cepat, bahkan seorang yang kita anggap profesional harus tetap belajar.
Menurutku ada 3 pembahasan menarik dalam buku ini, kebiasaan membaca obituarium (berita kematian), manfaat menunjukkan karya, plot dasar cerita menurut John Gardner.
"Hampir semua plot dasar cerita seperti ini: seorang tokoh menginginkan sesuatu, mengejarnya apapun hambatannya, lalu akhirnya kalah, menang, atau seri."
Dalam buku ini membahas orang yang 'hampir mati'. Kondisi itu membuat mereka merasa harus berkarya lebih banyak. Kehidupan yang mereka rasakan selanjutnya adalah bonus. Bagaimana dengan kita?
Masih ada banyak pembahasan lainnya yang patut dibaca.
Keunggulan Buku
Buku ini menurutku layak untuk best seller seperti buku yang pertama, Steal Like An Artist. Langkah-langkah untuk menampilkan karya ke dunia sangat runtut dan dimulai dari hal-hal kecil. Sehingga, kita bisa memahami dengan mudah dan mempraktikan tanpa bingung harus mulai dari mana.
Ada banyak qoute dari tokoh-tokoh terkemuka dalam buku ini. Kutipannya jarang ditemui dan pasti akan membuat siapapun bersemangat menunjukkan karya setelah membaca buku ini. Austin sangat cerdik dalam merancang naskah ini. Di bagian belakang buku terdapat coretan yang tidak dimasukkan dalam buku, ini menunjukkan bahwa proses pembuatan buku ini sangaat panjang, guys.
Baca Juga:
Steal Like An Artist : Cara Kreatif Mencipta Ide
Kelemahan Buku
Jika dibandingkan dengan karya pertama, Steal Like An Artist memang masih menjadi yang terbaik. Karena entah di bagian akhirnya terasa kurang nendang aja. Namun, setelah membaca buku ini, aku pastikan kamu menjadi ambisius dan lebih percaya diri lagi.
"Ambisiuslah, tetaplah sibuk. Berpikirlah lebih besar. Perluas audiensimu. Jangan terbelenggu hanya demi 'lebih pasti', atau takut 'tidak laku'."
Eh iya, siapkan mentalmu saat membaca buku ini, karena ada banyak sindiran keras di dalamnya. Khususnya pemikiran-pemikiran tentang seniman yang sudah membudaya di Indonesia.
0 Komentar